-->

Harapan #UntukmuBumiku

Harapan #UntukmuBumiku - Beberapa tahun ke belakang aku sering menemukan perihal berbagai gerakan yang tercipta atas dasar kepedulian akan lingkungan hidup. Sebagai generasi 90-an aku senang banget melihat semakin banyak penduduk bumi yang perhatian akan hal itu, karena aku mempunyai harapan bisa tetap hidup di bumi dengan kondisi alam yang baik.

Seperti dengan adanya Peringatan Hari Bumi tiap 22 April yang merupakan acara tahunan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah lingkungan yang mendorong terjadinya perubahan iklim. Yang diperingati di seluruh dunia dengan berbagai kegiatan. Mulai dari aksi unjuk rasa, konferensi, proyek sekolah, dan kegiatan lainnya.

Lalu saat menonton Petualangan Sherina 2 minggu lalu, aku takjub memperhatikan alur ceritanya yang ikut serta dalam gerakan menjaga hutan di Kalimantan. Yakni peran Sherina dalam melakukan peliputan eksklusif mengenai lingkungan hidup serta Sadam yang bekerja menjadi program manager di sebuah LSM konservasi di hutan Kalimantan. 

Salah satu pesan moral yang aku dapat dari Film Petualangan Sherina 2 yakni antara makhluk hidup yang satu dengan lainnya saling membutuhkan. Seperti kita sangat butuh kelestarian hutan #UntukmuBumiku, Nah di sini peran Orang Utan sangat dibutuhkan untuk hutan di Kalimantan. Sehingga kita sebagai manusia atau makhluk hidup lainnya perlu melindungi Orang Utan untuk kebaikan hutan di Kalimantan. 

Memang sudah sepatutnya kita sebagai sesama makhluk hidup saling melindungi. Dan #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan karena sangat berpengaruh bagi keberlangsungan bumi ini.


Harapan Orang Muda Indonesia Terhadap Penanganan Isu Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan


Akan sangat bahagia jika bisa tetap menghirup udara segar di usia yang nantinya terbilang senja, bisa makan dan minum dengan asupan terbaik karena kondisi bumi yang baik, pokoknya tetap bisa hidup berdampingan dengan keadaan bumi yang baik di masa depan.

Seandainya diberi kesempatan untuk hidup lebih lama, aku ingin hidup di bumi dengan keadaan alam yang tetap terjaga.

Namun, harapan tanpa aksi adalah sebuah omong kosong. Untuk mewujudkan harapan akan tetap bisa hidup di usia senja dengan kondisi bumi yang baik, aku mesti malakukan langkah demi langkah menjaga bumi ini. Menurutku sebuah langkah besar dimulai dari langkah kecil terlebih dahulu. Sebuah gerakan dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. 

Harapanku sebagai generasi muda terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan adalah semakin gencarnya gerakan akan lingkungan hidup semakin sadarnya masyarakat akan dampak dari perubahan iklim dan semakin pahamnya masyarakat akan penyebab perubahan iklim, sehingga seluruh lapisan masyarakat utamanya #MudaMudiBumi #BersamaBergerakBerdaya #TeamUpForImpact untuk menjaga bumi bersama.

Apalagi mengingat semakin ke sini dampak perubahan iklim semakin terasa karena populasi manusia yang kian bertambah. Jika bertambahnya populasi manusia namun tanpa disertai rasa sadar akan lingkungan hidup, maka yang terjadi adalah memperburuk keadaan bumi. 

Terkadang, tanpa kita sadari atau pun tidak, keserakahan dan keegoisan kita bisa berakibat fatal hingga manyebabkan perubahan iklim. 

Fakta Perubahan Iklim


Readers, semakin ke sini rasanya cuaca atau suhu semakin panas yaa. Padahal lagi ga sauna, tapi rasanya kaya hangat banget. Nah ini salah satu dari dampak perubahan iklim.

Definisi perubahan iklim menurut tim PBB mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas) yang menghasilkan gas yang memerangkap panas.

Berikut Fakta-Fakta Mengenai Perubahan Iklim di Hari Bumi 2022 Dikutip dari CNN Indonesia


1. Industri fesyen pada 2018 menghasilkan 4 persen emisi gas rumah kaca dunia
Laporan yang ditulis oleh Global Fashion Aenda dan McKinsey and Company menyebut sektor fesyen pada 2018 bertanggung jawab atas 2,1 miliar metrik ton emisi gas rumah kaca atau 4 persen dari total emisi global.

Studi ini menemukan bahwa 70 persen dari emisi industri fashion berasal dari kegiatan hulu seperti produksi dan pemrosesan bahan. Para peneliti memperkirakan emisi gas rumah kaca dari industri fesyen akan meningkat menjadi hampir 2,7 miliar ton setiap tahun pada tahun 2030 jika tidak ada tindakan lebih lanjut.

2. 80 persen air limbah dunia mengalir kembali ke ekosistem tanpa diolah
Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), 80 persen air limbah dunia mengalir kembali ke ekosistem tanpa diolah atau digunakan kembali dan 44 persen air limbah rumah tangga tidak diolah dengan aman di seluruh dunia.

Karena itu, 1,8 miliar orang di seluruh dunia memanfaatkan sumber air minum yang berpotensi terkontaminasi tinja. Mereka yang mengonsumsi air yang tidak diolah berisiko tertular penyakit seperti kolera, disentri, tifus, dan polio.

PBB melaporkan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah berada pada risiko terbesar terpapar polutan dalam air karena populasi yang lebih tinggi, kurangnya sistem pengelolaan air limbah, serta masalah ekonomi.

"Ketika populasi tumbuh dan lingkungan alam menjadi terdegradasi, memastikan ada pasokan air yang cukup dan aman untuk semua orang menjadi semakin menantang. Bagian utama dari solusinya adalah mengurangi polusi dan meningkatkan cara mengelola air limbah," kata PBB.

3. Empat dekade terakhir Bumi semakin hangat
Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, empat dekade terakhir masing-masing berturut-turut lebih hangat daripada dekade sebelumnya sejak 1850. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa gas rumah kaca dari aktivitas manusia berada di belakang perkiraan pemanasan 1,1 derajat Celcius antara tahun-tahun 1850 hingga 1900.

Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres memperingatkan bahwa planet ini berada di jalur menuju pemanasan global lebih dari dua kali lipat batas 2,7 derajat Fahrenheit yang disepakati dalam Perjanjian Iklim Paris 2015 pada April ini. Bahkan Guetteres menyebut dunia sudah sangat dekat dengan batas pemanasan global

4. Emisi karbon dioksida 2020 capai tingkat konsentrasi tertinggi
Laporan Tahunan Keadaan Iklim oleh American Meteorogical Society menyebut ada pengurangan emisi karbon dioksida 6 hingga 7 persen sebagai dampak pembatasan mobilitas di masa pandemi Covid-19.

Namun demikian, emisi karbon dioksida pada 2020 mencapai tingkat konsentrasi tertinggi di permukaan planet setidaknya dalam 800 ribu tahun terakhir.

Para ilmuwan menemukan bahwa peningkatan tingkat karbondioksida global dari tahun ke tahun selama setengah abad terakhir meningkat tiga kali lipat.

Kondisi itu menghasilkan suhu di atas rata-rata di seluruh dunia, suhu permukaan laut global 2020 yang mencapai titik tertinggi, rata-rata kandungan panas laut tertinggi, hingga badai siklon tropis terbanyak dalam sejarah.

"Kami telah mengubah rumah planet kami sedemikian rupa sehingga kami mempersulit masyarakat, bisnis, dan pemerintah untuk berfungsi seperti biasa," ucap John Opperman, direktur eksekutif Inisiatif Hari Bumi.

"Kita harus menerima perubahan yang telah kita bawa dan bekerja untuk memperbaikinya untuk menghindari efek terburuk dari perubahan iklim. Satu-satunya hal yang dapat memberikan pelipur lara adalah bahwa ini adalah masalah yang disebabkan oleh manusia. Kekuatan kita sebagai manusia untuk menyelesaikannya," imbuhnya.

5.  Berat sampah plastik tahunan dunia hampir setara dengan berat semua manusia
Program Lingkungan PBB mengungkapkan manusia menghasilkan hampir 400 juta ton sampah plastik per tahun. Ini hampir setara dengan berat seluruh populasi manusia.

Kelompok lingkungan melaporkan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan pada awal 2000-an meningkat lebih banyak dalam satu dekade dibandingkan dengan 40 tahun sebelumnya. Di seluruh dunia, 1 juta botol plastik dibeli setiap menit dan setengah dari semua plastik yang diproduksi dirancang untuk tujuan sekali pakai.

Pada tahun 2050, produksi global plastik primer diperkirakan mencapai 34 miliar ton.

"Kita perlu memperlambat aliran plastik dari sumbernya, tetapi kita juga perlu memperbaiki cara kita mengelola sampah plastik. Saat ini, banyak yang berakhir di lingkungan," ungkap salah satu program lingkungan itu.

Dampak Perubahan Iklim Bagi Makhluk Hidup


Readers, perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan kita. Tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi sehingga membuatnya terasa hangat, perubahan iklim juga mempengaruhi berbagai aspek alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, hingga ekosistem wilayah pesisir. 

1. Menurunnya Kualitas Air
Dampak perubahan iklim yang pertama adalah menurunnya kualitas air. Curah hujan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

2. Kuantitas Air Berkurang
Pemanasan global membuat jumlah air pada atmosfer meningkat yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikan curah hujan dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut. Jadi, air tak akan sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.

3. Perubahan Habitat
Pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir dan juga badai karena perubahan iklim akan membawa perubahan besar pada habitat sebagai rumah alami bagi berbagai spesies binatang, tanaman, dan berbagai organisme lain.

4. Spesies Punah
Selanjutnya adalah punahnya spesies. Perubahan habitat bisa menyebabkan punahnya berbagai spesies, baik binatang maupun tanaman, seperti pohon-pohon besar di hutan yang menjadi penyerap utama karbondioksida.

Spesies yang punah ini disebabkan karena tidak sempat beradaptasi terhadap perubahan suhu dan perubahan alam yang terjadi terlalu cepat. Punahnya berbagai spesies ini juga bakal berdampak lebih besar pada ekosistem dan rantai makanan.

5. Kualitas dan Kuantitas Hutan Menurun
Kebakaran hutan merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Sebagai paru-paru bumi, hutan merupakan produsen oksigen (O2). Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.

6. Wabah Penyakit Meningkat
Kenaikan suhu dan curah hujan bisa meningkatkan penyebaran wabah penyakit yang mematikan, seperti malaria, kolera, dan demam berdarah. Ini disebabkan karena nyamuk pembawa virus-virus tersebut hidup dan berkembang biak pada cuaca yang panas dan lembab, dimana kondisi demikian akan secara umum disebabkan oleh perubahan iklim.

Selain itu, penipisan ozon menyebabkan peningkatan intensitas sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi penyebab kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan tubuh manusia. Jadi, manusia bakal lebih rentan terhadap asma dan alergi, hingga jantung dan stroke.

7. Lahan Pertanian Berkurang dan Tidak Produktif
Perubahan iklim juga bisa menyebabkan lahan pertanian berkurang. Suhu yang terlalu panas, berkurangnya ketersediaan air, dan bencana alam yang disebabkan perubahan iklim dapat merusak lahan pertanian.

Selain merusak lahan pertanian, perubahan iklim juga bakal menyebabkan perubahan masa tanam dan panen. Ini berpotensi juga menyebabkan munculnya hama dan wabah penyakit pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.

8. Tenggelamnya Daerah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Peningkatan permukaan air laut menyebabkan bergesernya batas daratan di daerah pesisir yang kemudian menenggelamkan sebagian daerah pesisir ataupun pemukiman di daerah pesisir.

Selain itu, kenaikan suhu bumi yang menyebabkan mencairnya es pada dataran kutub-kutub bumi bisa membuat peningkatan permukaan air laut dan menenggelamkan pulau-pulau kecil.

Tindakan yang Bisa Kita Lakukan untuk Menangani Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan

Readers, aku percaya segala sesuatunya dimulai dari langkah kecil hingga bisa berpengaruh besar. Nah kita bisa #BersamaBergerakBerdaya untuk menangani perubahan iklim dan perlindungan hutan untuk keberlangsungan hidup di masa depan. Dan inilah langkah kecil yang biasa aku lakukan untuk menjaga lingkungan hidup :
  1. Hemat Energi Listrik dan Penggunaan Air
  2. Jalan kaki untuk menjangkau lokasi yang dekat, dan naik transportasi umum untuk jangkauan yang jauh.
  3. Membawa wadah minum atau tumbler
  4. Membawa goodiebag saat belanja
  5. Menamam pohon untuk menambah penyerapan air.
5 langkah di atas sudah aku terapkan dalam aktivitas harian. Aku yakin langkah kecil yang dilakukan akan berdampak pada lingkungan hidup. 

Solusi Mengatasi Isu Perubahan Iklim


Menurut aku solusi untuk mengatasi isu perubahan Iklim adalah dengan menerapkan isu mengenai kepedulian akan lingkungan hidup pada berbagai aspek di masyarakat umum, sehingga dengan lebih seringnya masyarakat melihat akan dampak dan penyebab dari Perubahan iklim dan penjagaan hutan mampu membuka mata, pikiran, dan hati. Dengan terbukanya itu semua, akan ada aksi atau langkah yang dilakukan oleh setiap individu.

Karena menurutku efek dari sebuah tontonan dan bacaan sangat berpengaruh dalam pola pikir. 

Jadi, Yuk share mimpi Readers terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!

Sumber Referensi: 
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220422130837-185-788331/5-fakta-perubahan-iklim-di-hari-bumi-2022-fesyen-hingga-sampah
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220704142800-37-352764/apa-itu-perubahan-iklim-penyebab-dampak-cara-mengatasinya

1 Response to "Harapan #UntukmuBumiku"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel