-->

Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan

Aku telah memilih dunia ini. Memasukinya hingga aku terlena akan kekuatan energi yang telah melahirkan kata demi kata.
Energi listrik menjadi salah satu kebutuhan utama bagi seorang Blogger. Alat tempur dalam mengerjakan tugas 100% membutuhkan energi listrik, mulai dari smartphone hingga laptop. Kalau listrik padam dalam keadaan smartphone, laptop, hingga powerbank kehabisan daya, sudah pasti ketar-ketir mencari aliran listrik.
Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik


Hidup di daerah dengan aliran energi listrik yang mumpuni, membuat saya terlena akan melimpahnya energi listrik. Keterlenaan seringkali membuat saya menjadi manusia yang kurang menyadarkan diri bahwa dibalik melimpahnya energi, pasti ada sumber yang terus berkurang. Dan dibalik melimpahnya energi listrik pasti ada udara yang tercemar oleh polusi.

Pembangkit listrik (PLT) di Indonesia saat ini masih didominasi energi fosil, seperti uap, gas, dan diesel. Total pembangkit listrik terpasang hingga 2017 adalah 52.231mw atau sekitar 52gw dan kebanyakan menggunakan tenaga diesel. Bisa dibayangkan seberapa besar BBM yang diperlukan untuk pembangkit tersebut bekerja? Sedangkan BBM kita adalah impor. Tentu saja tidak sejalan dengan misi menaikkan nilai rupiah.

Bauran energi di Indonesia sebagian besar masih didominasi oleh batu bara sebesar 57,22% dan gas bumi di urutan kedua. Sedangkan untuk energi terbarukan baurannya masih berkisar di angka 12,15% per Mei 2018 lalu. Padahal pembakaran batu bara & minyak bumi menghasilkan emisi CO2 yang tinggi. Hal inilah akan meningkatkan temperatur bumi tanpa kita sadari. Menyebabkan suhu udara lebih panas di musim kemarau.

Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik
Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik

Sepadan dengan acara yang saya ikuti pada Selasa 27 November lalu yakni acara dari Koaksi Indonesia yang bekerja sama dengan Kemitraan dan dengan bantuan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia dengan tema "Saatnya Energi Muda Beraksi" untuk mengajak anak muda sebagai salah satu komponen kunci untuk mengambil peran dalam mengawal pencapaian target 23% untuk energi terbarukan dalam bauran energi nasional, termasuk mendorong transformasi kebijakan energi, membuat komitmen bersama, dan membangun kebutuhan publik untuk energi terbarukan, karena masa depan energi terbarukan di Indonesia juga sangat bergantung pada pemahaman dan keinginan kuat dari anak muda.

Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik

Mengapa anak muda? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir Kompas, jumlah anak muda Indonesia pada tahun 2015 mencapai 62,4 juta jiwa, atau sekitar 25 % dari total jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan, jumlah usia produktif Indonesia (usia 15-62 Tahun) mencapai 70%. Sedangkan menurut LIPI, hingga tahun 2045, atau usia kemerdekaan Indonesia ke-100, diproyeksikan jumlah usia produktif di Indonesia akan paling tinggi dibandingkan dengan segmentasi usia yang lain.

Sebagai anak muda yang menginginkan kebaikan bagi kelangsungan hidup, mari kita sama-sama sadar untuk hemat energi dan memilih energi terbarukan bagi kelangsungan hidup. Seperti yang dilakukan oleh Wynn Nathaniel (CEO Weston) bersama kedua koleganya yakni Imam Askolani (CTO Weston) dan Prof. Chip Rinaldi (Mentor, Penasihat, serta Pengembangan produk Weston) mendirikan startup bernama weston yang bergerak di bidang sumber energi alternatif, antara lain dengan memanfaatkan tenaga surya.

Ketertarikan Wynn terhadap renewable energy tidaklah muncul karena iming-iming peluang bisnis yang besar. Minatnya murni berdasarkan dampak sosial ekonomi yang bisa diberikan oleh kemajuan teknologi, khususnya di kawasan daerah tertinggal. 

Kondisi Desa yang belum menikmati listrik secara menyeluruh, menurut Wynn tidak bisa sekedar menunggu tindakan dari pemerintah saja. Kepada Tech In Asia Indonesia, Wynn menjelaskan keberadaan jurang pemisah yang cukup lebar dalam distribusi listrik di kawasan daerah, terutama Indonesia Timur. Untuk memecahkan problem tersebut, Wynn menjelaskan bahwa salah satu solusi terbaik yang bisa diberikan adalah lewat pendayagunaan teknologi penghasil energi terbarukan. Salah satunya melalui panel tenaga surya. Menurutnya, lokasi pedesaan sangat efektif bagi pemasangan panel tenaga surya, karena dinilai lebih cocok dengan struktur geografisnya yang tidak terpusat. Pemasangan panel tenaga surya bisa menghasilkan sumber energi hingga mencapai 2 kilowatt.
Selain sederhana untuk diimplementasikan, tenaga yang dihasilkannya juga cukup untuk memenuhi kebutuhan di pedesaan. - Wynn Nathaniel, CEO Weston.
Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik

Kita perlu memulai langkah kecil dan berdampak baik bagi bumi. Dimulai dari kesadaran diri dengan melakukan hal-hal yang mungkin sering kita lupakan. Seperti :
  1. Hemat energi, matikan dan cabut peralatan elektronik yang tidak dipergunakan di rumah, sekolah dan kampus.
  2. Cari tahu lebih dalam soal hemat listrik dan inisiatif energi terbarukan di kota kita.
  3. Ubah gaya hidup jadi lebih ramah lingkungan dan sebarkan aksi kita di media sosial.
    Aku telah memilih dunia ini. Memasukinya hingga aku terlena akan kekuatan energi yang telah melahirkan kata demi kata.   Energi listrik menjadi salah satu kebutuhan utama bagi seorang Blogger. Alat tempur dalam mengerjakan tugas 100% membutuhkan energi listrik, mulai dari smartphone hingga laptop. Kalau listrik padam dalam keadaan smartphone, laptop, hingga powerbank kehabisan daya, sudah pasti ketar-ketir mencari aliran listrik.  Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik  Hidup di daerah dengan aliran energi listrik yang mumpuni, membuat saya terlena akan melimpahnya energi listrik. Keterlenaan seringkali membuat saya menjadi manusia yang kurang menyadarkan diri bahwa dibalik melimpahnya energi, pasti ada sumber yang terus berkurang. Dan dibalik melimpahnya energi listrik pasti ada udara yang tercemar oleh polusi.   Pembangkit listrik (PLT) di Indonesia saat ini masih didominasi energi fosil, seperti uap, gas, dan diesel. Total pembangkit listrik terpasang hingga 2017 adalah 52.231mw atau sekitar 52gw dan kebanyakan menggunakan tenaga diesel. Bisa dibayangkan seberapa besar BBM yang diperlukan untuk pembangkit tersebut bekerja? Sedangkan BBM kita adalah impor. Tentu saja tidak sejalan dengan misi menaikkan nilai rupiah.   Bauran energi di Indonesia sebagian besar masih didominasi oleh batu bara sebesar 57,22% dan gas bumi di urutan kedua. Sedangkan untuk energi terbarukan baurannya masih berkisar di angka 12,15% per Mei 2018 lalu. Padahal pembakaran batu bara & minyak bumi menghasilkan emisi CO2 yang tinggi. Hal inilah akan meningkatkan temperatur bumi tanpa kita sadari. Menyebabkan suhu udara lebih panas di musim kemarau.  Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik  Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik  Sepadan dengan acara yang saya ikuti pada Selasa 27 November lalu yakni acara dari Koaksi Indonesia yang bekerja sama dengan Kemitraan dan dengan bantuan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia dengan tema "Saatnya Energi Muda Beraksi" untuk mengajak anak muda sebagai salah satu komponen kunci untuk mengambil peran dalam mengawal pencapaian target 23% untuk energi terbarukan dalam bauran energi nasional, termasuk mendorong transformasi kebijakan energi, membuat komitmen bersama, dan membangun kebutuhan publik untuk energi terbarukan, karena masa depan energi terbarukan di Indonesia juga sangat bergantung pada pemahaman dan keinginan kuat dari anak muda.  Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik  Mengapa anak muda? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir Kompas, jumlah orang muda Indonesia pada tahun 2015 mencapai 62,4 juta jiwa, atau sekitar 25 % dari total jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan, jumlah usia produktif Indonesia (usia 15-62 Tahun) mencapai 70%. Sedangkan menurut LIPI, hingga tahun 2045, atau usia kemerdekaan Indonesia ke-100, diproyeksikan jumlah usia produktif di Indonesia akan paling tinggi dibandingkan dengan segmentasi usia yang lain.   Sebagai anak muda yang menginginkan kebaikan bagi kelangsungan hidup, mari kita sama-sama sadar untuk hemat energi dan memilih energi terbarukan bagi kelangsungan hidup. Seperti yang dilakukan oleh Wynn Nathaniel (CEO Weston) bersama kedua koleganya yakni Imam Askolani (CTO Weston) dan Prof. Chip Rinaldi (Mentor, Penasihat, serta Pengembangan produk Weston) mendirikan startup bernama weston yang bergerak di bidang sumber energi alternatif, antara lain dengan memanfaatkan tenaga surya.   Ketertarikan Wynn terhadap renewable energy tidaklah muncul karena iming-iming peluang bisnis yang besar. Minatnya murni berdasarkan dampak sosial ekonomi yang bisa diberikan oleh kemajuan teknologi, khususnya di kawasan daerah tertinggal.    Kondisi Desa yang belum menikmati listrik secara menyeluruh, menurut Wynn tidak bisa sekedar menunggu tindakan dari pemerintah saja. Kepada Tech In Asia Indonesia, Wynn menjelaskan keberadaan jurang pemisah yang cukup lebar dalam distribusi listrik di kawasan daerah, terutama Indonesia Timur. Untuk memecahkan problem tersebut, Wynn menjelaskan bahwa salah satu solusi terbaik yang bisa diberikan adalah lewat pendayagunaan teknologi penghasil energi terbarukan. Salah satunya melalui panel tenaga surya.   Menurut Wynn, lokasi pedesaan sangat efektif bagi pemasangan panel tenaga surya, karena dinilai lebih cocok dengan struktur geografisnya yang tidak terpusat. Pemasangan panel tenaga surya bisa menghasilkan sumber energi hingga mencapai 2 kilowatt.      Selain sederhana untuk diimplementasikan, tenaga yang dihasilkannya juga cukup untuk memenuhi kebutuhan di pedesaan. - Wynn Nathaniel, CEO Weston.  Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan, energi terbarukan, Hemat energi, saatnya energi muda beraksi, pembangkit listrik  Kita hanya perlu memulai langkah kecil dan berdampak baik bagi bumi. Dimulai dari kesadaran diri dengan melakukan hal-hal yang mungkin sering kita lupakan. Seperti :       Hemat energi, matikan dan cabut peralatan elektronik yang tidak dipergunakan di rumah, sekolah dan kampus.     Cari tahu lebih dalam soal hemat listrik dan inisiatif energi terbarukan di kota kita.     Ubah gaya hidup jadi lebih ramah lingkungan dan sebarkan aksi kita di media sosial.
Tidak perlu menunggu nanti untuk melakukan perubahan. Cukup dimulai dengan melakukan langkah terkecil yang kita mampu. Jika kita mampu untuk sadar dan melakukan perubahan secara bersama-sama, maka bumi akan membaik.
#EnergiMuda

Sumber : https://id.techinasia.com/weston-listrik-pedesaan-energi-terbarukan 
    

16 Responses to "Saatnya Berkarya dengan Energi Terbarukan"

  1. Ayoooo yg pada masih mudaaaa bikin sesuatu untuk alm raya agar bersemi kembali dan energi tidak hilang begitu saja

    BalasHapus
  2. BBM impor. Ngangkut BBM-nya aja pasti menghasilkan polusi. Makin banyak aja "sampah" cuma dari pemakaian listrik kalau hal ini nggak diubah.

    BalasHapus
  3. Seneng ya, kalau banyak anak muda yang semangat kayak gini dijamin bangsa ini ndak perlu ketar-ketir. Generasi muda memang corong pembaharuan, harus siap menyebarkan semangat kebaikan salah satunya tentang energi terbarukan ini

    BalasHapus
  4. Terus dan terus untuk berkarya, semangat dan pantang menyerah adalah jiwa kesatria :)

    BalasHapus
  5. Waah, ini emang lagi digalakkin sih kak, bahkan masuk ke mata pelajaran, aku dapet nih, pelajaran geografi

    BalasHapus
  6. Baca tulisan ini sekalian belajar dan nambah pengetahuan.. teruskan berbagi hal hal bermanfaat ya 😊 sukses terus

    BalasHapus
  7. Iya, energi terbarukan harusnya lebih murah dan lebih bersih. tapi karena penanganan yang ngga serius, kesannya jadi barang mewah. Sosialisasi kurang nih..

    BalasHapus
  8. Anak muda yang kreatif harusnya seperti ini lebih bijaksana dalam memanfaatkan energi saat ini. Mantaaf untuk artikelnya ����

    BalasHapus
  9. Sudah menjadi tugas milenial nih untuk memajukan bangsa dan tunjukan kreativitas positifnya, terutama memanfaatkan dengan baik sumber energi terbarukan.

    BalasHapus
  10. hidup di era saat ini memang benar-benar melimpah banget energi listrik, bahkan hampir disetiap sudut itu kita bisa temukan kontak yg bisa kita manfaatkan buat banyak hal, namun masih sedih juga masih banyak desa diperkampungan kurang banyak listriknya..

    suka miris dan sedih bgt, padahal membutuhkan banget energi listrik dimanapun itu yaa, semoga aja pemerintah bisa bekerjasama kuat dengan pihak-pihak yang bersangkutan terkait energi listrik di indonesia agar energi listik bisa semakin tersebar di seluruh pelosok indonesia yang belum kebagian energi listrik. amin

    BalasHapus
  11. Setujuu...dari langkah kecil akan tercipta perubahan besar menuju kebaikan..yuks #energimuda beraksi kita :)

    BalasHapus
  12. Dengan keunggulan IoT ini makin bikin kita lebih produktif jadi reminder untuk bisa ga menunda-nunda pekerjaan dimana kelebihan teknologi udah sangat ngedukung yes

    BalasHapus
  13. Atuh klo misalnya nyabut rice cooker sebelum waktunya makan ntar nasinya jadi anyep kak, bagaimana?

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel