-->

Tentang Gempa dan Pemikiran Kita

Pada hari selasa tanggal 23 Januari 2018 kemarin, telah terjadi gempa pada pukul 13:34:50 WIB yang berpusat di Barat Daya Kabupaten Sukabumi dan perbatasan Lebak, Banten. Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) gempa bumi kali ini dengan magnitudo 6,1 Skala Richter kedalaman 61 Km. Lalu, pada hari Rabu-nya telah terjadi gempa susulan di Lebak, Banten dengan magnitudo 5,1 Skala Richter berada di 72 Km Barat Daya, Lebak, Banten. Posisi gempa berada di 7.19 Lintang Selatan (LS) dan 106.07 Bujur Timur pada kedalaman 42 Km.

Gempa bumi sendiri memiliki makna getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Sedangkan gelombang seismik sendiri adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. 

Sedangkan yang terjadi pada gempa bumi di Lebak Banten menurut BMKG akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Karena gempa hari Selasa (23/01) dan Rabu (24/01) menandai aktifnya zona tektonik di kawasan ini, sekaligus menjadi peringatan dampaknya bisa mencapai Jakarta. Pusat gempa di bawah laut, di kedalaman 61-72 Km.

Gempa yang terjadi dimulai tanggal 23 Januari 2018 pada siang hari, menyebabkan ratusan rumah di Lebak, Banten rusak. Sedangkan bagi penduduk yang berada di wilayah sekitarnya, seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, yang ikut merasakan gempa bumi berupa guncangan berpotensi, menjadi resah lantaran takutnya ada gempa susulan. 

Melihat situasi yang sedang resah, ada saja hoax (berita palsu) yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Seperti, akan adanya gempa susulan, lalu gambar atau pun video yang terjadi di wilayah sebelumnya yang telah lalu disebarkan kembali. Memang ada-ada saja hoax yang beredar dari media sosial yang membuat penggiat media sosial harus semakin teliti dalam menyaring informasi.
Gempa Lebak

Nyatanya, tak hanya hoax yang beredar di media sosial. Ada juga status-status lucu mengenai suasana saat terjadinya gempa. Mulai dari status mengenai reaksi saat gempa datang, sampai mengenai jomblo #eeeh. Namanya juga lagi panik ya, yang penting mah nyawa selamat aja udeh alhamdulillah banget :D.
Gempa Lebak

Termasuk saya, bertingkah aneh saat adanya gempa. Beginilah kurang lebih ceritanya : ""Siang itu saya dan kakak sedang duduk di lantai dalam rumah, saya duduk sambil membalas pesan yang masuk di WA. Lalu tiba-tiba, saya merasakan getaran pada bagian tubuh yang menempel dengan lantai (Sedang duduk di lantai kan ceritanya) seperti diayun-ayun. Saya langsung berteriak 'Gempa' sambil berlari keluar (Kata kakak sih, lari saya kencang seperti kilat :D), sesampainya di pagar saya bertanya ke Bapak dari salah satu layanan internet yang sedang mengurus kabelnya "Pak, gempa ya?", ternyata si Bapak belum tahu kalau sedang terjadi gempa. Lalu si Bapak pun memperhatikan atap tetangga saya yang goyang, dan dia menjawab "Iya gempa" (Tapi biasa aja nadanya). Lah saya malah panik, baru keinget belum pakai kerudung #Nahloh. Saya langsung tatap-tatapan dengan kakak saya sambil berteriak 'KERUDUNG!'. Dalam keadaan panik, biasanya saya langsung berpikir cepat. Begitu saya lihat di jemuran ada kerudung, saya langsung memakai kerudung itu yang untungnya sudah kering :D. Lah si kakak dari dalem rumah yang abis ngambil kerudungnya malah teriak "Mar, matiin TV" (Padahal dia yang ada di dalem), tanpa pikir panjang kali lebar, saya langsung matikan saja sekring listrik. Mati semua dah tuh! Langsung dah ngibrit keluar :D"".

Begitulah tingkah panik saya dan sang kakak yang ingin menyelamatkan nyawa masing-masing. Dari kejadian ini, saya menjadi tahu bahwa "Begini lho rasanya saat terjadi bencana alam", walaupun bukan berada di pusat gempa terjadi, tapi sudah terbawa oleh suasana duluan. Padahal, kita semua sudah tahu jika Allah menghendaki maka terjadilah. Dan hanya kepada Allah SWT sepatutnya kita berlindung.

Bencana alam bisa terjadi kapan saja, apalagi mengingat bahwa keadaan bumi yang sudah semakin tua. Entah, dalam keadaan yang seperti apa saya akan meninggalkan dunia ini. Karena sesungguhnya kita hidup di dunia ini sembari menunggu ajal menjemput. Nyawa itu bagaikan kesempatan untuk kita, untuk memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Semoga bencana gempa bumi ini, sebagai pengingat untuk kita semua bahwa Allah SWT telah menegur kita melalui bencana ini. Untuk menjadikan muhasabah diri untuk kita semua, agar lebih dekat lagi denganNya dengan menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya.

Kalau kita menengok pada kitab suci Al-Qur'an. Bahwa pada saat terjadinya gempa di Lebak pada tanggal 23 Januari 2018 di jam 13:34. Dan jika dilihat dari Al-Qur'an surah Ar-Ra'd 13:34 yang artinya "Mereka mendapat siksaan dalam kehidupan dunia, dan azab akhirat pasti lebih keras. Tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari (azab) Allah."

Sedangkan saya menjadi merenungkan mengenai Al-Qur'an surah Ar-Ra'd 13:31 yang artinya "Dan sekiranya ada sesuatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (Semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji."

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Setelah kejadian gempa bumi ini juga, saya menjadi memikirkan sesuatu yang entahlah menjadi salah satu prioritas saya juga. Yaitu menikah! Setelah membaca postingan di instagram yang seperti di bawah ini.
Menikah

Saya menjadi berpikir, mengenai penggenap ibadah seumur hidup ini. Yang jomblo coba dijawab di kolom komentar :). Iya atau iya, pas gempa panik karena belum melaksanakan ibadah seumur hidup ini?

Tapi, menikah juga soal-menyoal kesiapan diri untuk memasuki kehidupan yang baru, bukan? Lebih baik lagi mempersiapkan semuanya dimulai dari sekarang, sampai waktu yang telah ditetapkan Allah SWT tiba. Yang perlu diluruskan adalah niatnya, niat karena Allah SWT niat karena ingin menjalankan ibadah. Bismillah..

Semoga bencana gempa bumi ini menjadikan pembelajaran untuk kita semua untuk ke depannya. Sekian dari saya untuk artikel kali ini, dan terimakasih sudah mau membaca :)

Terimakasih untuk Mba Nurhasanah yang sudah request artikel mengenai 'Gempa Bumi'. Ini ya Mba, tulisannya :)

2 Responses to "Tentang Gempa dan Pemikiran Kita"

  1. Wah keren ulasanya ada berita serius kemudian membahas gempa hoax dan yang palin lucu motivasi menikah gara gara gempa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe Makasi mba sudah berkunjung :) Salam kenal..

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel