-->

Why am I Wearing Hijab ?

Why am I Wearing Hijab ?

Kita tidak bisa memilih ingin dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan yang bagaimana. Ingin mempunyai keluarga yang seperti apa. Karena itu urusannya Allah. Allah yang menentukan kita akan dilahirkan dalam keadaan yang bagaimana. 

Terlahir di tengah keluarga yang islami sudah menjadi takdir hidup saya. Itu merupakan salah satu keberuntungan yang saya dapatkan sudah sepatutnya disyukuri. Alhamdulillah!

Sejak kecil bersekolah di Taman Kanak-Kanak yang islami. Belajar TPA yang berada di sekitar lingkungan rumah. Diajarkan oleh orang tua dengan ilmu-ilmu agama. Merupakan bekal saya dalam menjalani kehidupan.

Tapi tunggu dulu! Terlahir dari orang tua yang islami bukan berarti sang anak akan mewarisi iman sang orang tua. Begitulah yang terjadi dengan saya. 

Sejak kecil saya berhijab tetapi belum bisa memaknai mengapa saya berhijab. Seolah hijab itu hanya menjadi perintah yang diturunkan oleh orang tua saya. Waktu SD, sebagai seorang anak SD yang bersekolah di sekolah umum, tentu memakai kerudung saat itu hanyalah golongan minoritas. Saya sempat berpikir "Kenapa saya mesti memakai kerudung? Kenapa tidak seperti teman-teman saya yang lainnya, yang membiarkan rambut indahnya terurai atau pun dikepang dua saat berangkat ke sekolah."

Saya malah membuat batasan tersendiri dalam berhijab. Saya menentukan kalau sudah memasuki daerah dekat rumah, maka saya ga wajib-wajib banget pakai hijab. Lucunya lagi, teman saya mengingatkan pas sudah dekat rumah untuk melepas hijab. Sungguh masa-masa yang sangat lugu!

Dulu itu pas saya SD, Hijab hanya bermakna penutup kepala. Which is saya memakai seragam sekolah dengan kemeja batik lengan pendek dan rok dibawah dengkul, sedangkan saat olahraga menggunakan kaos berlengan pendek. Iyes, kepala ditutup sedangkan lengan dan kaki terlihat. Setidaknya sudah memakai hijab :D Seperti itulah pemikiran seorang Mardhiyah saat duduk di bangku SD.

Selalu mengingatkan untuk memakai kerudung saat di luar rumah. Seperti itulah cara orang tua saya membiasakan anak-anak perempuannya berkerudung sejak dini. Pasti setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk sang anak.

Malah jadi curhat panjang kali lebar gini ya. Maafkan. 

Menjadi seorang anak dari orang tua yang taat agama, bukanlah jaminan sang anak akan mengikuti jejak orang tuanya. Seperti penggalan lyric dalam lagu Iman Mutiara milik Raihan "Iman tak dapat di warisi, Dari seorang ayah yang bertaqwa." Misalnya saya, yang masih suka memakai baju ngetat, yang masih suka dengan hal-hal alay. Dan ga jarang juga meninggalkan kewajiban sebagai hamba Allah SWT. Belum lagi dosa-dosa yang sudah banyak membanjiri diri ini. Pokoknya engga banget!

Seseorang dapat memahami, meyakini, bahkan mencintai agamanya itu balik lagi ke individunya. Ia mau atau tidak mencari jalan yang benar. Ia mau atau tidak belajar lebih dalam lagi sehingga ia menjatuhkan hatinya kepada Tuhan yang telah menciptakannya.

Bertolak dengan latar belakang saya, sebagai contoh ada seorang ateis yang meragukan adanya Tuhan. Tapi karena ia berpikir mengenai kehidupan ini, dan ia senantiasa mencari-cari kebenaran, siapa yang sangka ia akan menjadi seorang tokoh agama yang sangat taat kepada agamanya karena keingintahuannya yang memunculkan rasa cinta kepada Tuhan.
Kita ga tau masa depan orang seperti apa. Tapi yang jelas Allah senantiasa memberi petunjuk bagi hamba yang dikehendakiNya.
Balik lagi ke cerita saya ya. Sampai masa kerja terakhir saya di pabrik, saya masih senang memakai pakaian ketat walaupun tetap berhijab. Ditambah dosa-dosa lainnya yang tak tertampung. Sungguh masa-masa yang sangat suram menurut saya saat ini dan tidak menurut saya kala itu.

Hingga akhirnya saya menjadi sadar dan dapat memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya. Tepatnya saat saya menganggur which is 'Di Rumah Aja'. Kalau boleh menyesal, saya sangat menyesali cinta Allah yang telah saya sia-siakan selama ini. Saya menyesali hafalan surah-surah yang telah saya hafal sejak di TPA terlupakan karena tidak pernahnya saya mencoba menghafal kembali selama ini. 

Setelah jatuh berkali-kali
Merasakan sakit karena dunia
Allah hadir dengan pelukan hangatnya di atas sajadah tempat hambaNya bersujud
Allah menggenggam erat hatiku
Menguatkan hambaNya yang sedang rapuh 

Sungguh saya dibuat sadar karena rasa sakit yang begitu menyakitkan. Allah telah menegur saya, menegur akan dosa-dosa saya selama ini. Iya, saya sadar bahwa dunia ini ga ada apa-apanya dibandingkan akhirat. Dunia ini hanya tempat singgah untuk akhirat kelak. Sudah sepatutnya saya kembali ke jalan yang Allah ridhoi.
Aku mencoba melaksanakan perintahNya
Menjauhi laranganNya
Membaca-baca pesanNya melalui kitab suci
PesanNya yang begitu romantis untuk hamba-hambaNya
Kini aku mencoba lebih berpegang teguh kepada Al-Qur'an
Berhijab, merupakan salah satu kewajiban seorang muslimah. Dan saya berusaha untuk selalu istiqomah menjalankan kewajiban yang satu ini. Berhijab yang sesuai perintah Allah SWT yaitu seperti pada gambar di bawah ini.
Why I Wearing Hijab
Semoga kita muslimah bisa istiqomah seperti ini. Aamiin


Sungguh saya belum bisa menjadi muslimah yang baik iman dan akhlaqnya. Tapi terus memperbaiki diri dan mencari jalan yang benar adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim. Mari sama-sama saling mengingatkan.

Yes, I am wearing hijab because Allah SWT. Because i love my father. And i want to respect my self.

18 Responses to "Why am I Wearing Hijab ?"

  1. Maksud dari judul itu apa ya? Saran saja untuk judul mau gunakan WH question atau statement. Klw WH questin mungkin bisa "Why am I wearing hijab? " klw statement "That why, I am wearing Hijab" so, far so good. Continue to be writter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah terimakasih banyak untuk ilmunya. Sudah saya perbaiki :)
      Makasi juga sudah berkunjung..

      Hapus
  2. keren mba..
    sampai sekarang saya pkai jilbab awalnya ngikut-ngikut doank atau pas sekolah dulu karena emang aturannya pakai hijab. tapi karena biasa kalo lepas berasa bukan diri sendiri terus ada rasa takut dan malu buat melepasnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mba. Saya pun seperti itu mba, muncul rasa malu sama takut klo keluar rumah gapake hijab.. Semoga kita selalu istiqomah yaa mba.. Aamiin

      Hapus
  3. Aku ikutan temen pas smp 😂 karena terbiasa alhamdulillah bisa komitmen, walau dulu godaan buat lepas ada.. Aku langsung inget muka ibuku pas aku minta beliin kerudung hehe, ga tega ngecewain beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Fii memang awalnya harus membiasakan diri dulu ya. Semoga kita selalu istiqomah yaa Fii.. Aamiin

      Hapus
  4. Aku ikutan temen pas smp 😂 karena terbiasa alhamdulillah bisa komitmen, walau dulu godaan buat lepas ada.. Aku langsung inget muka ibuku pas aku minta beliin kerudung hehe, ga tega ngecewain beliau

    BalasHapus
  5. Saya pakai hijab sudah telat banget yaitu pas usia 35 tahun dan anak sudah 5 tahun hehe. Saat itu saya pindah rumah dan alhamdulillah di lingkungan yang baru banyak ibu muda yang berhijab dan mengispirasi saya :)

    Saat anak saya masuk SMP saya 'paksa' untuk berhijab (memakai kerudung). Mungkin saat itu dia merasa terpaksa dan berat tapi saat ini dia sudah enjoy dengan hijabnya meskipun belum sempurna.

    Yah, saya dan anak saya saat ini sedang belajar istiqomah untuk memakain hijab yang syar'i. Semoga bisa yaa.. aamiin. TFS ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mba :) Lingkungan memang membawa pengaruh ya mba untuk kita.

      Bagi seorang anak disuruh berhijab, mungkin awalnya terpaksa tapi lambat laun kalau sudah terbiasa dan nyaman saat memakainya ditambah pemahaman mengenai nilai-nilai agama pasti sang anak akan menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim ya mba :)

      Semoga kita selalu istiqomah ya mba dalam berhijab syar'i. Aamiin..

      Terimakasih sudah berkunjung dan sharing mba, salam kenal:)

      Hapus
  6. kaka hits idolaqueh, baca tulisan kamu bikin mesem2 saya nya

    BalasHapus
  7. Ayo ikuti kontes SEO di itu99 dengan total HADIAH Sebesar Rp.30.000.000
    Hadiah Pertama : Rp 10.000.000,-
    Hadiah Kedua : Rp 7.500.000,-
    Hadiah Ketiga : Rp 5.000.000,-
    Hadiah Keempat : Rp 2.000.000,-
    Hadiah Kelima : Rp 1.000,000,-
    Hadiah Ke 6 - 10 : Rp 500.000,-
    Hadiah Ke 11 - 20 : Rp 200.000,-

    Pendaftaran dimulai pada tanggal : 22 Januari 2018
    Pendaftaran berakhir pada tanggal : 22 April 2018
    Pemenang akan diumumkan pada tanggal : 7 Mei 2018
    Hadian akan dibagikan pada tanggal : 8 Mei 2018

    Untuk Informasi lebih lanjut , silahkan kunjungi link di bawah ini ^___^
    itu99. org/kontes/
    itu99. biz
    itu99. info
    itu99. net
    EMAIL ITU99 : seoitu99@gmail.com

    BalasHapus
  8. Aku pakai hijab dari kecil, soalnya tinggal di pondokan. Hehe. Alhamdulillah, semoga tetap khusuk yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mba.. Aamiin mbaa.. Terimakasih mba :)

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel