-->

Review Buku "Be Calm Be Strong Be Grateful"

Be Calm Be Strong Be Grateful
Be Calm Be Strong Be Grateful

Ada istilah yang mengungkapkan bahwa buku merupakan jendela dunia. Yaa.. Memang benar begitu adanya, buku memberikan informasi ataupun pengetahuan yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Dengan membaca buku kita dapat mengetahui berbagai pengetahuan yang ingin kita ketahui. Mulai dari pengetahuan mengenai alam, sosial, motivasi, pengalaman seseorang, suatu negara, dan masih banyak lagi. Setiap buku mempunyai penulis masing-masing sesuai dengan pengetahuannya ataupun pengalamannya. Dan tentunya setiap penulis buku, memiliki gaya kepenulisan berbeda-beda yang sesuai dengan pembacanya masing-masing.

Berbicara mengenai buku, kali ini saya ingin berbagi sedikit review tentang buku kedua dari Wirda Mansur yang berjudul "Be Calm Be Strong Be Grateful". Yang saya dapatkan dari "Meet Wirda Mansur dan Kata Depan" pada tanggal 16 Juli 2017 kemarin. Buku dengan jumlah 280 halaman ini mampu menjawab masalah-masalah yang sering mucul dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi kalangan remaja. Karena memang sebagian besar buku ini berisi tentang pertanyaan dari followersnya yang diajukan kepada Wirda Mansur. Pembahasannya pun beragam, mulai dari cerita, impian, semangat, bahagia, tawa, dan air mata, juga arti sahabat sejati bagi Wirda Mansur. Sesuai dengan pengalamannya yang mengajarkan supaya lebih tegar, lebih kuat, lebih sabar, dan lebih bersyukur. 

Dengan gaya berceritanya yang khas betawi banget membuat pembaca asyik dan tidak bosan saat membacanya, pembaca seolah sedang berbicara langsung dengan Wirda Mansur. Dan ini termasuk buku motivasi yang tidak terkesan menggurui, namun sangat berisi dan inspiratif. Dengan sampul yang lucu sesuai dengan target penjualan yang ditujukan kepada kalangan remaja (Namun semua kalangan juga harus baca buku inspiratif ini), serta isinya yang disertai gambar ataupun warna. Pokoknya tidak membosankan saat membacanya, malah yang ada sangat bersemangat untuk beranjak membaca buku ini. Sebanding dengan harga yang telah dibandrol untuk buku ini, yaitu delapan puluh delapan ribu rupiah.

Soal BE CALM, Wirda menulis bahwa sabar itu adalah bakat terbesar, bakat sesungguhnya. Banyak sekali orang yang sumbunya pendek. Apa maksud dari sumbu pendek?! Sumbu yang dimaksud oleh Wirda Mansur yaitu sumbu yang sering kita temui di petasan, "Baru dicocolin api sedikit aja, langsung membara. Langsung nyemprot. Langsung kemana-mana. Langsung meledak. Langsung merembet." Penjelasan Wirda sapaan akrabnya. Memang benar, tidak jarang kita temui perilaku yang seperti ini. Bawaannya emosi aja, su'udzon aja, berantem, tikam-menikam, saling tuduh, saling nyalahin, saling ngatain, suami istri yang saling ribut, persahabatan yang hancur, seorang anak yang nangis karena di-bully, satu kubu adu mulut dengan kubu yang lain, dan segala macam perilaku tidak cantik lainnya.

"Kita perlu belajar, yang namanya menaklukkan "api". Jika didatangkan api, jangan melunjak. Jangan ngelawan. Terima aja, lalu ikhlaskan. Terima, lalu dibikin jinak." Kutipan Wirda Mansur.

Jika kita ingin berfikir jernih, tidak ada yang bisa kita dapatkan dari perilaku-perilaku tidak cantik tersebut. Kecuali kita merasa puas, dan itu merupakan penyakit. Jadi tidak usah dipikirkan untuk sesuatu yang tidak mengenakkan hati, kembalikan saja semuanya ke Allah. Jadi kalau kata Wirda mah, apa-apa dibawa kalem aja, santai aja, ayo aja.. Jadi, misalkan ada haters yang ngomongnya nyelekit banget. Biarkan saja haters mau berkata apapun, ambil sisi positifnya untuk kebaikan kita dan doakan supaya kelak haters tersebut menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. Aamiin..

"Kembalikan aja semuanya, ke Allah. Inget, jadi orang jangan pendek sumbunya. Belajar sabar, jangan dikit-dikit berantem. Dan, yang terpenting, bi kalem!". Quote Wirda Mansur.

Lalu BE STRONG, “Apapun masalah yang sedang kita hadapi, don’t give up!” Pandangan Wirda Mansur dalam menghadapi masalah. Siapapun itu, pasti pernah merasakan apa itu sulit, apa itu susah, apa itu berjuang. Mungkin ada yang hampir menyerah atau mungkin malah sudah menyerah duluan. Kita tidak pernah mengetahui apa yang ada dibalik seseorang, apa saja masalah yang sedang dihadapinya. 

“Gue selalu yakin, besar atau kecilnya masalah itu tergantung cara kita menyikapinya. Semakin dipikirin, bakal semakin terbebani. Semakin dibayangin, bakal semakin serem. Akhirnya, gue mengambil langkah singkat untuk membantu Papah. Gue coba bantu dengan bacain sholawat setiap harinya. Juga dengan shalat sunah yang lain.” Tutur Wirda saat Ayahnya sedang dilanda masalah. “Selalu serahkan semuanya ke Allah. Sebab, semua juga terjadi karena kehendak-Nya.” Lanjut Wirda.

“Allah memberikan ujian yang berbeda-beda kepada setiap orang. Jika kita merasa ujian kita adalah yang terberat, think again! Di luar sana, lebih banyak orang yang ujiannya berkali-kali lipat daripada kita. Dan, Allah sendiri yang berfirman di Al-Qur’an, bahwa setiap manusia akan diuji. Nah, coba kalian sempetin buka Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 155. Baca ayatnya, kemudian baca artinya. Belajar cari tahu sendiri, belajar buka dan pelajarin sendiri. Oke? Orang bilang, “Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya.” Supaya ngga diterpa angin, atau angin nggak merasa kalau nerpa, ya, simpel. Jangan merasa tinggi. Merendah aja. Di hadapan Allah yang Mahatinggi, Mahabesar, Mahakuasa. And last but not least, never give up!” Penjelasan Wirda Mansur.

Pokoknya di dalam buku ini Wirda Mansur, mengingatkan kepada kita semua untuk selalu ingat kepada Allah. Mau minta sesuatu, mau itu sedang ada masalah, mau itu sedang diberi ujian, apapun itu serahin aja semuanya sama Allah SWT. Dan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an, yaiyalah cuy.. Tidak ada yang bisa menjadi pedoman kita di dunia itu ataupun di akhirat kelak, selain Al-Qur'an. Hanya Al-Qur'an yang dapat menolong kita di akhirat kelak (Bagi mereka yang membaca, belajar, mengamalkan, apalagi menjaga hafalan Al-Qur'an). Dan ini semua menjadi tamparan keras untuk saya, agar dapat lebih berpedoman kepada Al-Qur'an

Dan Soal BE GRATEFUL, “Bagaimana supaya dari iri bisa jadi mimpi? Bersyukur adalah kunci terpenting dalam hidup.” Tutur Wirda dalam bukunya. Yaa.. kita sebagai manusia terlalu banyak penyakit hatinya, yang salah satunya yaitu merasa iri atau kata anak muda zaman sekarang mah envy, apalagi kalau melihat orang lain sedang senang sedangkan kita tidak bisa apa-apa. Sebenarnya kita bisa lho mengolah rasa iri itu menjadi sebuah harapan di kemudian hari, yang tentunya diiringi dengan do’a. Jadi gini, misalkan kita melihat teman kita dapat beasiswa ke luar negri yang mana itu sangat kita inginkan dari dulu. Lalu bagaimana semestinya kita bersikap? Yaa.. mestinya ikut senang dong melihat teman dapet beasiswa ke luar negri, lalu berdo’a saja sama Allah supaya beasiswa tersebut juga menghampiri kita, perbanyak ibadah, sunnahnya dilakonin, sholawatnya dilantunkan. Insyaallah selama kita yakin dan berani bermimpi, kelak akan menjadi nyata. Aamiin.. Dan sebelumnya kita juga wajib mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita.


Kalau kata Wirda Mansur “Jangan ambil pusing. Jangan jadi tukang ngiri. Jadiin aja motivasi, jadiin impian, banyakin doa. Jadi besok-besok nggak usah empet ngeliat orang begini begitu. Masukin aja ke list, ke daftar impian. Gue yakin, kok, semua hal yang kita tulis, ataupun ucap, sooner or later, itu semua akan menjadi kenyataan. Asal kita percaya.” Ucap Wirda Mansur dalam bukunya.


Entah apakah hanya saya, yang setelah selesai membaca buku “Be Calm Be Strong Be Grateful” ini seperti mendapatkan hidayah. Buku ini mampu membuat saya lebih sadar akan kekuatan dari Al-Qur’an, bahwa dengan mendekati Allah melalui Al-Qur’an rasanya sangat amat tenang. Kalau diterpa masalah ataupun sedang membangun mimpi, serahkan saja semuanya kepada Allah yang mempunyai seluruh dunia ini beserta seluruh isinya. Tidak ada yang mustahil dengan kuasa Allah SWT, masalah ataupun mimpi besar kita itu tidak ada apa-apanya dengan kuasa Allah. Jadi jangan takut untuk bermimpi karena Allah MahaBesar. Jangan juga stress memikirkan masalah, yang jelas-jelas sudah Allah sediakan jalan keluarnya. Tinggal bagaimana kita menanggapinya dan menjemput itu semua. Hanya Allah yang mengetahui.


Terimakasih banget buat Wirda Mansur yang sudah menulis buku sekeren ini. Saya akui saya juga masih suka alay seperti tingkah remaja, padahal umur saya sudah kelewat remaja, melampaui remaja, apapun itu namanya. Haha.. Tapi, Insyaallah dimana kita ingin berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi, atau istilahnya “berhijrah” Allah akan memudahkan jalan kita. Aamiin, positif thinking saja atas semua yang telah ditakdirkan dan berusaha untuk memperbaiki semuanya, seperti judul dari buku Wirda yang Kedua "Be Calm Be Strong Be Grateful".

By the way, masih banyak lagi pembahasan yang dibahas oleh Wirda Mansur di buku keduanya ini. Jadi kalian harus baca buku aslinya ya :) 




Salam  Ukhuwah
 

3 Responses to "Review Buku "Be Calm Be Strong Be Grateful""

  1. Wah keren ya karya Wirda Mansur. Masih remaja tapi bisa berkarya yg isinya menginspirasi para remaja. Tetap kalem, kuat dan jd orang yg luar biasa.. nice review sis

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel